Perjumpaan dengan Imam Syu'bah ( 85 H.- 160 H.) yang dijuluki sebagai "amirul mukminin fil hadits" menjadi awal mula pertaubatan beliau. 


Waktu itu, ia akan pulang ke rumah, sehabis kongkow-kongkow dengan teman-teman minumnya. Di jalanan kota Bashrah, ia mendapati imam Syu'bah duduk diatas keledai, sedang orang-orang mengerumuninya. Ia lantas memberanikan diri bertanya kepada orang yang hendak meninggalkan kerumunan. 

"Siapakah orang yang dikerumuni banyak orang tersebut?". Orang yang ditanya balik keheranan, karena hampir seluruh kota Bashrah mengetahui siapa imam Syu'bah. 

FOTO: Masjid Mohammad Ali, Mesir.
Al-Qa'nabi tergerak hatinya. Ia menguntit imam Syu'bah sampai ke rumahnya. Tanpa permisi ia langsung masuk dan menghardik imam Syu'bah supaya mengajarkan satu-dua hadits kepadanya. Imam Syu'bah menolak. Ia lalu menodongkan belati yang ada dibalik bajunya ke leher Imam Syu'bah. Merasa terdesak, akhirnya imam Syu'bah membacakan hadits:
أن مما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى اذا لم تستحى فاصنع ما شئت

Al-Qa'nabi bergetar, pisau yang ia pegang jatuh. Ia merasa malu dan akhirnya tanpa pikir panjang berlari ke rumahnya. Ia langsung berkemas dan pamit kepada ibunya. Madinah dan Imam Malik adalah guru dan kota yang ia tuju. Akhirnya, setelah beberapa lama, ia terkenal sebagai murid Imam Malik yang paling zuhud. Selain itu, ia menjadi perawi hadits yang mempunyai murid ahli hadits terkenal. Dan perlu diketahui, ia hanya meriwayatkan satu hadits diatas dari imam Syu'bah (85 H.- 160 H.)

0 comments:

Post a Comment